BEP adalah singkatan dari Break Even Point, yaitu titik impas di mana total pendapatan sama dengan total biaya, sehingga bisnis tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. BEP penting untuk mengetahui kapan investasi mulai menghasilkan laba dan membantu dalam perencanaan keuangan yang lebih efisien.
Pengertian Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) atau titik impas adalah suatu kondisi dalam bisnis di mana pendapatan total (total revenue) sama dengan biaya total (total cost). Dengan kata lain, BEP adalah titik di mana sebuah perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan — usaha baru akan menghasilkan laba setelah melewati titik ini.
Baca Juga: Influencer Adalah: Pengertian, Manfaat, Jenis
Pengertian Break Even Point (BEP) Menurut Para Ahli
Berikut adalah pengertian Break Even Point (BEP) menurut para ahli:
1. Mulyadi (2001)
“Break Even Point adalah suatu tingkat penjualan di mana total pendapatan sama dengan total biaya, sehingga perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.”
Fokusnya pada analisis hubungan antara biaya, volume, dan laba.
2. Hansen dan Mowen (2005)
“Break Even Point adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya, atau titik di mana laba adalah nol.”
BEP dilihat sebagai alat analisis biaya-volume-laba (CVP) dalam pengambilan keputusan.
3. Supriyono (2000)
“Break Even Point adalah suatu alat analisis untuk mengetahui pada tingkat penjualan berapa perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian.”
Ditekankan sebagai alat manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan operasi.
4. Kasmir (2010)
“Break Even Point adalah titik impas, yaitu titik di mana penjualan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan.”
Digunakan untuk membantu perusahaan menghitung jumlah minimal penjualan agar tidak mengalami kerugian.
5. Riyanto (2001)
“Break Even Point adalah suatu keadaan di mana jumlah pendapatan dari penjualan produk sama besarnya dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut.”
BEP dilihat sebagai batas minimal penjualan untuk mencapai keseimbangan keuangan.
Fungsi Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) memiliki fungsi yang sangat penting dalam manajemen keuangan dan perencanaan bisnis. Berikut adalah beberapa fungsi utamanya:
1. Menentukan Titik Impas
BEP membantu mengetahui jumlah minimum penjualan (unit atau nilai rupiah) yang harus dicapai agar bisnis tidak mengalami kerugian.
2. Membantu Perencanaan Laba
Dengan mengetahui BEP, perusahaan bisa:
- Merancang target penjualan untuk mencapai laba tertentu.
- Menentukan berapa banyak keuntungan yang bisa diraih jika penjualan melebihi titik BEP.
3. Menjadi Dasar Penetapan Harga
BEP digunakan untuk:
- Menentukan harga jual produk yang tepat, agar tidak di bawah biaya produksi.
- Menyesuaikan harga dengan volume produksi agar tetap menguntungkan.
4. Mengendalikan dan Mengelola Biaya
Melalui analisis BEP, perusahaan bisa:
- Mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variabel.
- Menemukan peluang untuk efisiensi biaya produksi dan operasional.
5. Analisis Risiko Usaha
BEP bisa digunakan untuk menilai tingkat risiko keuangan suatu usaha:
- Semakin tinggi BEP, semakin tinggi pula risiko kerugian jika target penjualan tidak tercapai.
- Cocok digunakan dalam evaluasi kelayakan bisnis atau proyek baru.
6. Membantu Pengambilan Keputusan Strategis
Seperti:
- Menambah atau mengurangi kapasitas produksi
- Memutuskan peluncuran produk baru
- Memilih strategi pemasaran atau distribusi
Baca Juga: Technopreneur Adalah: Pengertian, Tujuan, Contoh
Manfaat Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) memiliki berbagai manfaat penting dalam perencanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan bisnis. Berikut ini adalah manfaat-manfaat utama dari analisis BEP:
1. Mengetahui Titik Impas Usaha
BEP membantu perusahaan mengetahui berapa unit produk atau berapa nilai penjualan yang harus dicapai agar tidak rugi. Ini menjadi dasar penting dalam merencanakan target bisnis.
2. Sebagai Alat Perencanaan Laba
Dengan BEP, perusahaan bisa:
- Menentukan target laba berdasarkan volume penjualan.
- Menghitung berapa banyak produk harus dijual untuk mencapai keuntungan tertentu.
3. Membantu Penetapan Harga Jual
BEP membantu dalam menentukan harga jual produk yang ideal agar tidak lebih rendah dari biaya produksi dan masih memberi margin keuntungan.
4. Membantu Mengendalikan dan Menekan Biaya
Dari analisis BEP, perusahaan bisa mengevaluasi:
- Biaya tetap dan variabel.
- Peluang untuk menekan biaya agar BEP tercapai lebih cepat.
5. Membantu Pengambilan Keputusan Bisnis
Contoh keputusan yang dibantu oleh BEP:
- Apakah akan meluncurkan produk baru
- Apakah akan menaikkan harga
- Apakah layak untuk menambah kapasitas produksi atau ekspansi
6. Mengukur Risiko Usaha
BEP juga menunjukkan seberapa jauh usaha bisa bertahan tanpa merugi. Semakin jauh volume penjualan dari BEP, semakin besar margin aman (margin of safety) bagi perusahaan.
7. Evaluasi Kelayakan Bisnis atau Proyek
BEP dapat digunakan untuk:
- Menilai apakah sebuah bisnis atau proyek layak dijalankan.
- Membandingkan beberapa pilihan investasi berdasarkan tingkat titik impasnya.
Komponen Break Even Point
Berikut adalah komponen-komponen utama dalam Break Even Point (BEP) yang perlu kamu ketahui:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya yang tidak berubah meskipun jumlah produksi atau penjualan berubah.
Contoh:
- Sewa gedung
- Gaji karyawan tetap
- Pajak
- Asuransi
Peran dalam BEP: Biaya tetap harus ditutup terlebih dahulu sebelum perusahaan memperoleh keuntungan. Ini adalah komponen utama yang dihitung dalam rumus BEP.
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya yang berubah-ubah tergantung jumlah produksi atau volume penjualan.
Contoh:
- Biaya bahan baku
- Ongkos produksi per unit
- Komisi penjualan
Peran dalam BEP: Biaya variabel dikurangi dari harga jual dalam perhitungan BEP untuk mengetahui margin kontribusi per unit.
3. Harga Jual per Unit (Selling Price per Unit)
Harga yang ditetapkan untuk menjual satu unit produk atau jasa.
Peran dalam BEP: Harga jual menentukan pendapatan dan harus cukup tinggi untuk menutupi biaya tetap dan variabel agar mencapai titik impas.
4. Margin Kontribusi (Contribution Margin)
Selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit.
Margin Kontribusi = Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit
Peran dalam BEP: Margin kontribusi menunjukkan berapa banyak kontribusi per unit untuk menutup biaya tetap.
5. Volume Penjualan (Sales Volume)
Jumlah produk yang dijual selama periode tertentu.
Peran dalam BEP: Digunakan untuk menghitung berapa banyak unit yang harus dijual agar pendapatan sama dengan total biaya.
6. Laba (Profit)
Pendapatan yang diperoleh setelah seluruh biaya (tetap dan variabel) ditutupi.
Peran dalam BEP: Pada titik BEP, laba = nol. Setelah melewati BEP, setiap unit yang dijual akan mulai menghasilkan laba.
Baca Juga: Deface Adalah: Pengertian, Cara Kerja, Tujuan
Cara Menghitung dan Rumus BEP
Break Even Point (BEP) dapat dihitung dengan dua cara utama, tergantung dari apa yang ingin diketahui:
1. BEP dalam Unit (Jumlah Barang)
Rumus:
BEP (Unit) = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Keterangan:
- Biaya Tetap = Total biaya yang tidak berubah walau produksi naik/turun.
- Harga Jual per Unit = Harga jual satu produk.
- Biaya Variabel per Unit = Biaya produksi untuk satu unit produk.
- Hasilnya = Jumlah unit yang harus dijual agar impas.
Contoh Perhitungan BEP Unit:
Misal:
- Biaya Tetap = Rp 10.000.000
- Harga Jual per Unit = Rp 50.000
- Biaya Variabel per Unit = Rp 30.000
BEP = 10.000.000 / (50.000 – 30.000) = 10.000.000 / 20.000 = 500 unit
Artinya, kamu harus menjual 500 unit produk untuk mencapai titik impas (tidak untung dan tidak rugi).
2. BEP dalam Rupiah (Pendapatan)
Rumus BEP dalam Rupiah:
BEP (Rupiah) = Biaya Tetap / (1 – (Biaya Variabel per Unit / Harga Jual per Unit))
Atau bisa juga dihitung dengan:
BEP (Rupiah) = BEP (Unit) × Harga Jual per Unit
Contoh Perhitungan BEP (Rupiah):
Dari contoh sebelumnya, diketahui:
- BEP = 500 unit
- Harga Jual per Unit = Rp 50.000
Maka:
BEP (Rupiah) = 500 × 50.000 = Rp 25.000.000
Artinya, perusahaan perlu menghasilkan penjualan sebesar Rp 25 juta agar mencapai titik impas (break even), tanpa rugi maupun untung.
Kesimpulan
Break Even Point (BEP) adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya, sehingga perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Dengan mengetahui BEP, pelaku usaha dapat menentukan target penjualan minimum yang harus dicapai untuk menutupi semua biaya, serta membantu dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih strategis dan efisien.
Biar bisnismu cepat balik modal alias tembus BEP, strategi harus matang dan koneksi wajib kencang! Dengan paket internet only mulai 160 ribuan dan kecepatan hingga 1 Gbps, kamu bisa riset pasar, kelola penjualan, sampai pantau angka-angka penting tanpa lemot, karena dalam bisnis, kecepatan juga bagian dari keuntungan.