Sekstorsi, ancaman serius yang menjangkiti pengguna internet, khususnya remaja, kembali menjadi sorotan. Pelaku kejahatan ini kerap memanfaatkan konten pribadi korban untuk memerasnya.
Menanggapi hal tersebut, Meta Perkenalkan Fitur Keamanan Baru yang bertujuan untuk melindungi pengguna, terutama remaja, dari ancaman sekstorsi.
Untuk informasi, Sextortion adalah ancaman penyebaran konten pribadi atau intim seseorang, seperti foto atau video seksual.
“Meta akan mempersulit akun yang menunjukkan tanda-tanda penipuan untuk mengirimkan permintaan tindak lanjut kepada remaja,” kata Meta dalam siaran pers yang diterima, Senin (21 Oktober 2024).
Dijelaskan meta membatasi akses ke informasi pribadi dari akun yang diduga melakukan penipuan dunia maya. Oleh karena itu, akun ini tidak dapat melihat daftar pengikut atau pengguna yang diikuti oleh pengguna lain.
Langkah ini dimaksudkan untuk mencegah pelaku menggunakan informasi tersebut untuk mencari sasaran baru dan melaksanakan ancamannya.
Selain itu, Meta juga mencegah pengguna mengambil tangkapan layar atau rekaman layar foto dan video yang dikirim melalui fitur Lihat Sekali, termasuk kemampuan untuk memutarnya di Instagram atau Messenger.
Meta juga memberikan perlindungan konten telanjang. Dengan fitur ini, Meta akan secara otomatis memburamkan gambar yang terdeteksi telanjang saat dikirim atau diterima di DM Instagram.
Selain itu, Meta menghapus lebih dari 1. 620 aset, termasuk 800 grup Facebook dan 820 akun yang terkait dengan Yahoo Boys, yang berupaya mengorganisir, merekrut, dan melatih pelaku pemerasan seks baru. “Juli lalu, kami juga menghapus sekitar 7.200 aset Facebook yang menunjukkan perilaku serupa,” lanjut perusahaan tersebut.
Baca Juga: Aplikasi Temu Terancam Diblokir di Vietnam, Mirip dengan Kasus di Indonesia
Table of Contents
Mengembangkan Mekanisme untuk Mengidentifikasi Penipu
Meta juga terus berupaya mengembangkan mekanisme untuk mengidentifikasi penipu, menghapus akun mereka, dan mencegah mereka kembali melakukan aktivitas penipuan.
Pakar meta juga mengamati pola dalam eksperimen sektorisasi, seperti kesamaan antar profil aktor. Perusahaan juga melatih teknologi untuk mengenali tanda-tanda ini. “Ini akan memungkinkan kami menemukan akun pemeras dan mengambil tindakan yang tepat dengan cepat, sekaligus membuat kemajuan signifikan dalam mengidentifikasi pelaku baru atau pelaku yang membuat ulang akun baru,” kata Meta.
Meta AI Memperluas Jangkauan, Hadir di Indonesia
Sementara itu, Meta mengumumkan bahwa Meta AI akan menjangkau lebih banyak pengguna di seluruh dunia. Dengan pengumuman terbaru, perusahaan telah memperluas daftar negara yang mendukung layanan tersebut.
Berdasarkan informasi dari GSM Arena, Kamis (10 Oktober 2024), Meta AI kini telah resmi diterapkan di enam negara baru: Inggris, Brasil, Bolivia, Guatemala, Paraguay, dan Filipina.
Khusus untuk pengguna di Filipina, Meta juga memungkinkan interaksi dalam bahasa Tagalog. Selain enam negara tersebut, chatbot AI juga akan dikerahkan di 15 negara lainnya.
Negara sasaran adalah Aljazair, Mesir, Indonesia, Irak, Yordania, Libya, Malaysia, Maroko, Arab Saudi, Sudan, Thailand, Tunisia, Uni Emirat Arab, Vietnam, dan Yaman.
Bahasa yang didukung di wilayah ini meliputi Arab, Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Dengan perluasan ini, Meta AI akan tersedia di 43 negara dan dapat berkomunikasi dalam berbagai bahasa.
Baca Juga: iPad Mini 7 2024 Segera Hadir di Indonesia, Salip Iphone 16!
Cara Mengakses Meta AI
Pengguna dapat mengakses Meta AI melalui situs resminya atau berkomunikasi langsung melalui aplikasi WhatsApp, Facebook, Messenger, dan Instagram.
Sekadar informasi: Meta AI adalah chatbot Meta. Chatbot ini menjadi mitra percakapan bagi pengguna.
Meta AI tidak hanya memungkinkan Anda mengobrol, tetapi juga bertindak sebagai asisten pribadi yang sangat membantu. Pasalnya chatbot ini membantu pengguna mengatur jadwal, mencari resep masakan, dan lainnya.
Meta AI juga dapat digunakan untuk mendeteksi objek di lingkungan pengguna, termasuk mengedit gambar dan menulis caption kreatif untuk kebutuhan media sosial.