“Planing” dalam bahasa Indonesia berarti merencanakan atau membuat rencana. Kata ini berasal dari bahasa Inggris “planning,” yang memiliki arti yang sama, yaitu proses menyusun atau membuat rencana untuk mencapai tujuan tertentu. Berikut adalah penjelasan mengenai Pengertian Planning: Tujuan, Manfaat, Jenis, mari kita simak bersama.
Pengertian Planning
Planning atau perencanaan adalah proses berpikir secara sistematis dan logis untuk menentukan apa yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, serta langkah-langkah apa saja yang harus diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam konteks manajemen, perencanaan adalah salah satu fungsi dasar yang sangat penting karena menjadi dasar dari seluruh aktivitas organisasi atau individu.
Berikut beberapa definisi dari berbagai sudut pandang:
1. Menurut Umum
Perencanaan adalah proses menentukan serangkaian tindakan yang harus diambil untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien.
2. Menurut George R. Terry
Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta-fakta, serta membuat dan menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa depan dalam hal yang bisa terjadi, untuk merumuskan aktivitas yang diperlukan demi mencapai hasil yang diinginkan.
3. Menurut Henri Fayol
Perencanaan adalah memproyeksikan masa depan dan menyusunnya dengan mengambil tindakan yang sesuai.
4. Menurut Stephen P. Robbins
Perencanaan adalah fungsi manajerial yang melibatkan penetapan tujuan, menetapkan strategi, dan mengembangkan rencana untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan aktivitas.
Baca Juga: Feedback Artinya dalam Bahasa Gaul? Ini Dia Penjelesannya!
Tujuan Planning
Tujuan Planning (Perencanaan) adalah untuk memastikan bahwa suatu organisasi atau individu memiliki panduan yang jelas untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan cara yang efektif dan efisien. Perencanaan bertujuan untuk mengarahkan sumber daya, waktu, dan upaya ke arah yang benar sehingga mencapai hasil optimal. Berikut adalah beberapa tujuan utama dari perencanaan:
1. Menetapkan Tujuan yang Jelas
Salah satu tujuan perencanaan adalah untuk mendefinisikan dan menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (prinsip SMART). Ini memberikan arahan yang jelas tentang apa yang harus dicapai oleh individu atau organisasi.
2. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas
Perencanaan membantu memastikan bahwa sumber daya (waktu, uang, tenaga kerja, dan material) digunakan secara efisien dan efektif. Dengan memiliki perencanaan yang matang, tindakan yang diambil bisa lebih terfokus pada tujuan, sehingga menghindari pemborosan atau kesalahan langkah.
3. Mengurangi Ketidakpastian dan Risiko
Dengan perencanaan yang baik, potensi hambatan atau risiko di masa depan dapat diantisipasi lebih awal. Perencanaan memungkinkan manajer atau individu untuk memprediksi berbagai situasi yang mungkin terjadi, sehingga bisa disiapkan langkah mitigasi atau strategi alternatif.
4. Mempermudah Koordinasi dan Kolaborasi
Dalam organisasi, perencanaan membantu memastikan bahwa semua departemen atau individu bekerja menuju tujuan yang sama. Perencanaan membantu mengkoordinasikan aktivitas dan memastikan bahwa setiap bagian organisasi berperan dalam mencapai tujuan bersama.
5. Membantu dalam Pengambilan Keputusan
Perencanaan menyediakan data, informasi, dan analisis yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat. Dengan perencanaan, manajer atau individu bisa mempertimbangkan berbagai opsi dan memilih tindakan terbaik untuk mencapai tujuan.
6. Mendorong Inovasi dan Kreativitas
Perencanaan memberikan ruang untuk eksplorasi alternatif dan solusi kreatif. Selama proses perencanaan, individu atau tim sering dihadapkan pada tantangan yang membutuhkan inovasi, sehingga membantu dalam pengembangan ide-ide baru.
7. Menyediakan Pengukuran Kinerja
Perencanaan menetapkan standar dan indikator yang jelas untuk mengevaluasi kemajuan atau hasil. Ini memudahkan manajemen untuk memantau apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau memerlukan penyesuaian.
8. Menghadapi Perubahan dengan Lebih Baik
Dalam dunia yang terus berubah, perencanaan memungkinkan organisasi atau individu untuk tetap fleksibel dan tanggap terhadap perubahan. Perencanaan strategis membantu dalam menyesuaikan tindakan dengan perubahan pasar, teknologi, atau regulasi.
9. Menyediakan Kepastian dan Arah
Perencanaan memberikan kepastian dengan menetapkan peta jalan yang jelas, sehingga individu atau organisasi tahu ke mana mereka akan pergi dan bagaimana mencapai tujuan tersebut. Ini mengurangi kebingungan dan ambiguitas dalam proses pelaksanaan tugas.
10. Mendorong Motivasi
Dengan perencanaan yang baik, setiap orang dalam organisasi tahu peran mereka dan bagaimana kontribusi mereka penting untuk mencapai tujuan bersama. Ini dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan karyawan karena mereka memiliki pemahaman yang jelas tentang target yang ingin dicapai.
Baca Juga: Invitation Adalah: Tujuan, Struktur, Contoh
Manfaat Planning
- Mengurangi Risiko: Dengan perencanaan yang baik, risiko yang mungkin terjadi dapat diidentifikasi dan diminimalisir.
- Mengkoordinasikan Kegiatan: Membantu dalam mengoordinasikan berbagai aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
- Membantu Pengambilan Keputusan: Perencanaan memudahkan dalam membuat keputusan karena sudah ada panduan dan tujuan yang jelas. – Efisiensi Sumber Daya: Membantu mengalokasikan sumber daya dengan tepat untuk mencapai hasil maksimal.
Jenis – Jenis Planning
Jenis-jenis Planning (Perencanaan) dapat dikategorikan berdasarkan berbagai aspek seperti tujuan, ruang lingkup, jangka waktu, serta tingkatannya dalam organisasi. Berikut adalah beberapa jenis perencanaan yang umum digunakan dalam manajemen:
1. Berdasarkan Jangka Waktu
a. Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan yang mencakup periode waktu lebih dari 5 tahun atau bahkan 10 hingga 20 tahun. Biasanya digunakan untuk menentukan visi dan arah strategis organisasi dalam jangka panjang.
Contoh: Rencana pengembangan perusahaan untuk dekade mendatang, perencanaan infrastruktur besar.
b. Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan yang mencakup periode waktu antara 1 hingga 5 tahun. Biasanya berhubungan dengan strategi untuk mendukung tujuan jangka panjang.
Contoh: Rencana ekspansi regional atau pengembangan produk baru dalam beberapa tahun.
c. Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan yang mencakup periode waktu kurang dari 1 tahun. Ini berfokus pada tindakan-tindakan operasional sehari-hari atau mingguan.
Contoh: Rencana produksi mingguan, rencana pemasaran bulanan.
2. Berdasarkan Ruang Lingkup
a. Perencanaan Strategis
Perencanaan yang berfokus pada pencapaian tujuan jangka panjang organisasi secara keseluruhan. Ini mencakup visi, misi, dan strategi utama yang akan diambil oleh organisasi.
Contoh: Pengembangan strategi pertumbuhan perusahaan, diversifikasi bisnis.
b. Perencanaan Taktis
Perencanaan yang lebih spesifik daripada perencanaan strategis dan berfokus pada implementasi strategi. Biasanya dibuat oleh manajer tingkat menengah untuk mendukung strategi yang ditetapkan di tingkat yang lebih tinggi.
Contoh: Perencanaan pemasaran produk baru, alokasi sumber daya untuk departemen tertentu.
c. Perencanaan Operasional
Perencanaan yang berfokus pada aktivitas sehari-hari dan operasional. Ini mencakup proses yang lebih rinci dan spesifik yang diperlukan untuk menjalankan operasi rutin organisasi.
Contoh: Jadwal produksi harian, manajemen inventaris.
Baca Juga: Plot Twist Adalah: Jenis, Cara Membuat, Contoh
3. Berdasarkan Tingkatan dalam Organisasi
a. Perencanaan Korporat
Perencanaan yang dibuat di tingkat tertinggi organisasi dan melibatkan visi serta misi perusahaan secara keseluruhan.
Contoh: Keputusan tentang masuk ke pasar baru atau mengakuisisi perusahaan lain.
b. Perencanaan Divisi atau Departemen
Perencanaan yang dilakukan oleh setiap departemen atau divisi untuk mendukung perencanaan korporat dan mencapai tujuan divisi tersebut.
Contoh: Perencanaan keuangan, pemasaran, atau SDM di level divisi.
c. Perencanaan Fungsional
Perencanaan yang lebih rinci pada fungsi-fungsi tertentu dalam organisasi, seperti keuangan, produksi, pemasaran, atau sumber daya manusia.
Contoh: Rencana pelatihan karyawan, rencana kampanye iklan.
4. Berdasarkan Fleksibilitas
a. Perencanaan Tetap (Fixed Planning)
Perencanaan yang memiliki kerangka waktu yang kaku dan tidak mudah diubah. Ini berpegang teguh pada strategi atau prosedur yang telah ditentukan di awal.
Contoh: Jadwal proyek konstruksi dengan tenggat waktu yang ketat.
b. Perencanaan Fleksibel (Flexible Planning)
Perencanaan yang memiliki fleksibilitas untuk berubah dan beradaptasi sesuai dengan situasi yang berubah. Ini memungkinkan organisasi menyesuaikan diri dengan kondisi yang tidak terduga.
Contoh: Perencanaan anggaran yang dapat disesuaikan berdasarkan kondisi pasar.
5. Berdasarkan Fungsi
a. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Fokus pada perencanaan pengelolaan tenaga kerja, seperti rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan karyawan.
Contoh: Rencana pengembangan keterampilan karyawan untuk 5 tahun ke depan.
b. Perencanaan Keuangan
Fokus pada pengelolaan dana dan alokasi anggaran untuk mencapai tujuan organisasi.
Contoh: Perencanaan anggaran tahunan, rencana pengelolaan investasi.
c. Perencanaan Pemasaran
Berkaitan dengan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar.
Contoh: Rencana kampanye iklan produk baru, rencana peluncuran produk ke pasar baru.
d. Perencanaan Produksi
Fokus pada proses produksi barang atau jasa, termasuk jadwal produksi dan pengelolaan sumber daya produksi.
Contoh: Rencana produksi harian atau mingguan di pabrik, pengelolaan persediaan bahan baku.
6. Berdasarkan Pendekatan
a. Perencanaan Proaktif
Perencanaan yang dilakukan sebelum masalah terjadi, dengan tujuan untuk memprediksi kemungkinan tantangan dan menyiapkan solusi sebelumnya.
Contoh: Perencanaan untuk mengantisipasi perubahan regulasi atau perubahan teknologi di masa depan.
b. Perencanaan Reaktif
Perencanaan yang dilakukan setelah masalah muncul, dengan tujuan untuk merespons situasi atau tantangan yang sudah terjadi.
Contoh: Perencanaan untuk mengatasi krisis keuangan yang mendadak atau penurunan penjualan drastis.
7. Berdasarkan Kebutuhan Khusus
a. Contingency Planning (Perencanaan Kontingensi)
Perencanaan yang dilakukan untuk menghadapi kemungkinan terburuk atau keadaan darurat yang tidak terduga. Ini mencakup rencana cadangan atau alternatif jika rencana utama gagal.
Contoh: Rencana darurat untuk menghadapi bencana alam atau gangguan operasional besar.
b. Scenario Planning
Melibatkan pembuatan skenario yang berbeda untuk menghadapi situasi masa depan yang tidak pasti. Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk mempersiapkan berbagai alternatif tindakan tergantung pada bagaimana situasi berkembang.
Contoh: Skenario perencanaan bisnis untuk situasi ekonomi baik dan buruk.
Baca Juga: Perbedaan Woman dan Women Beserta Contohnya
Dengan adanya berbagai jenis perencanaan, organisasi dapat menyesuaikan proses perencanaan mereka dengan kebutuhan spesifik, skala waktu, ruang lingkup, dan tujuan mereka. Setiap jenis perencanaan memiliki fokus dan tujuan tertentu, sehingga kombinasi dari berbagai pendekatan ini penting untuk kesuksesan organisasi dalam jangka pendek maupun panjang. Itulah penjelasan artikel Pengertian Planning: Tujuan, Manfaat, Jenis, semoga bermanfaat dan jangan lupa dibagikan ya!