Bisnis MLM (Multi-Level Marketing) adalah model bisnis di mana produk atau jasa dijual melalui jaringan distribusi yang dibentuk oleh individu-individu, yang dikenal sebagai distributor atau anggota. Dalam MLM, individu yang bergabung tidak hanya mendapatkan keuntungan dari penjualan produk, tetapi juga dari merekrut orang lain untuk bergabung dalam jaringan mereka. Setiap distributor yang berhasil merekrut anggota baru biasanya akan mendapatkan komisi dari penjualan yang dilakukan oleh anggota tersebut, serta dari anggota-anggota lain yang direkrut oleh tim mereka.
Apa itu Bisnis MLM?
Bisnis MLM (Multi Level Marketing) adalah sebuah model bisnis di mana produk atau layanan dipasarkan secara langsung kepada konsumen melalui jaringan distributor yang merekrut anggota baru. Para distributor tidak hanya mendapatkan komisi dari penjualan produk mereka sendiri, tetapi juga dari penjualan anggota yang mereka rekrut (downline), sehingga ada beberapa tingkatan komisi berdasarkan level hierarki di jaringan tersebut.
Baca Juga: Ide Bisnis Kreatif dan Inovatif yang Kekinian 2024
Tujuan Bisnis MLM
- Penjualan Produk: Menyediakan metode distribusi produk yang lebih efektif melalui jaringan penjual individu yang langsung berhubungan dengan konsumen.
- Membangun Jaringan Distributor: MLM bertujuan untuk memperluas jaringan dengan merekrut distributor baru, sehingga bisa menjual lebih banyak produk dan menciptakan aliran pendapatan dari komisi penjualan di berbagai tingkatan.
- Peluang Penghasilan: Memberikan peluang kepada individu untuk menjadi pengusaha dengan biaya awal yang relatif rendah. Seseorang dapat memulai bisnis sendiri sebagai distributor dan mengembangkan penghasilan berdasarkan kerja kerasnya.
- Pengembangan Personal dan Tim: Dalam MLM, keberhasilan seseorang sering kali tergantung pada kemampuannya memimpin, melatih, dan memotivasi anggota tim di bawahnya.
Jenis – Jenis Bisnis MLM
Jenis-jenis bisnis MLM umumnya dikelompokkan berdasarkan cara produk didistribusikan, model pembayaran komisi, dan struktur organisasi. Berikut adalah beberapa jenis utama bisnis MLM:
1. Single-Level Marketing
Pada model ini, distributor menghasilkan pendapatan hanya dari penjualan produk langsung kepada konsumen. Mereka tidak perlu merekrut anggota baru untuk mendapatkan komisi. Contohnya saja, perusahaan kosmetik atau kesehatan yang menawarkan produk melalui sales independent, tanpa fokus pada rekrutmen. Memiliki ciri utama fokus pada penjualan produk, tanpa insentif dari jaringan downline.
2. Multi-Level Marketing (MLM) Tradisional
Distributor menghasilkan pendapatan tidak hanya dari penjualan pribadi tetapi juga dari penjualan orang-orang yang mereka rekrut (downline). Ada berbagai tingkatan komisi, tergantung pada tingkat jaringan. Contohnya, yaitu: produk kesehatan, kecantikan, dan kebugaran sering dipasarkan melalui model ini. Ciri Utama: Komisi didapat dari penjualan pribadi dan jaringan rekrutmen.
3. Binary Plan (Rencana Biner)
Model ini membagi distributor menjadi dua kaki (tim kiri dan kanan). Untuk mendapatkan komisi, distributor harus menjaga keseimbangan antara penjualan dari kedua kaki ini. Keuntungan berasal dari menjaga keseimbangan jaringan kiri dan kanan. Biasanya ada batas atas komisi harian/mingguan yang bisa diperoleh.
4. Unilevel Plan
Dalam model ini, distributor dapat merekrut anggota baru sebanyak yang mereka inginkan, semuanya di level pertama. Komisi diperoleh dari beberapa level di bawah mereka, tetapi komisi ini menurun seiring dengan semakin dalamnya level. Sederhana dan mudah diikuti, karena tidak ada batasan pada jumlah orang yang dapat direkrut pada level pertama.
5. Matrix Plan
Model ini membatasi jumlah rekrut di setiap level. Misalnya, dalam “3×3 Matrix,” distributor hanya dapat merekrut tiga orang pada level pertama, dan masing-masing orang dapat merekrut tiga orang di bawah mereka, dan seterusnya. Ada batasan jumlah rekrut per level, sehingga jaringan tumbuh secara lebih terkendali.
6. Stairstep Breakaway Plan
Distributor yang mencapai volume penjualan tertentu diizinkan untuk “break away” dari upline mereka dan membentuk grup mereka sendiri, di mana mereka akan mendapatkan komisi dari downline mereka. Upline juga masih mendapat sebagian kecil komisi dari penjualan grup tersebut. Memungkinkan distributor yang sukses untuk “memisahkan diri” dan menciptakan kelompok jaringan independen.
7. Hybrid Plan
Kombinasi dari berbagai rencana komisi MLM yang berbeda seperti binary, unilevel, dan matrix. Perusahaan menggabungkan elemen-elemen terbaik dari berbagai model untuk menciptakan sistem yang paling menarik. Gabungan dari dua atau lebih model pembayaran MLM untuk memberikan fleksibilitas dan insentif lebih.
Baca Juga: Komunikasi Bisnis Adalah: Tujuan, Unsur, Jenis
Kelebihan dan Kekurangan Bisnis MLM
Kelebihan Bisnis MLM:
1. Modal Awal Relatif Kecil
Banyak bisnis MLM menawarkan peluang dengan modal awal yang relatif rendah dibandingkan memulai bisnis tradisional. Hal ini membuatnya menarik bagi orang yang ingin memulai usaha tanpa harus berinvestasi besar. Contohnya saja bergabung sebagai distributor biasanya hanya memerlukan biaya pendaftaran atau pembelian produk pertama.
2. Fleksibilitas Waktu
Dalam MLM, distributor bisa bekerja sesuai dengan waktu mereka sendiri, sehingga cocok untuk orang yang memiliki pekerjaan lain atau komitmen keluarga. Contoh: Seorang ibu rumah tangga bisa menjual produk MLM sambil mengurus rumah tangga.
3. Potensi Pendapatan Pasif
Setelah jaringan downline berkembang, seorang distributor dapat memperoleh pendapatan dari penjualan orang-orang yang berada di bawahnya, tanpa terlibat langsung dalam setiap penjualan. Contoh : Distributor senior dengan downline yang besar sering kali mendapatkan komisi bulanan tanpa harus aktif terlibat.
4. Dukungan dan Pelatihan
Perusahaan MLM yang sah sering menawarkan pelatihan dan bimbingan bagi distributornya agar mereka sukses dalam menjual produk dan merekrut anggota. Contoh : Program pelatihan reguler tentang strategi penjualan, komunikasi, dan pengembangan bisnis.
5. Peluang Networking
Bisnis MLM membantu membangun jaringan yang kuat. Distributor bertemu banyak orang baru, mengembangkan keterampilan interpersonal, dan bisa memperluas jaringan bisnisnya. Contoh: Banyak distributor yang sukses menggunakan MLM sebagai platform untuk memperluas koneksi pribadi dan profesional.
Kekurangan Bisnis MLM:
1. Resiko Sistem Piramida
Beberapa MLM menyerupai atau beroperasi sebagai skema piramida yang ilegal, di mana keuntungan hanya diperoleh melalui rekrutmen, bukan penjualan produk. Skema ini sering tidak berkelanjutan dan merugikan peserta di level bawah. Contoh : Beberapa perusahaan yang hanya fokus pada perekrutan tanpa menjual produk nyata.
2. Pendapatan Tidak Pasti
Meskipun ada potensi penghasilan tinggi, kenyataannya hanya sedikit distributor yang berhasil mendapatkan pendapatan yang signifikan. Sebagian besar peserta MLM sering kali menghasilkan sedikit atau bahkan tidak ada keuntungan sama sekali. Contoh : Banyak distributor baru sering kali kesulitan mencapai target penjualan atau membangun jaringan yang besar.
3. Tekanan untuk Merekrut
Dalam banyak bisnis MLM, peserta merasa tertekan untuk terus merekrut anggota baru demi mempertahankan status atau komisi. Ini dapat menyebabkan tekanan sosial atau etis. Contoh: Sering kali distributor harus memasarkan bisnis kepada teman dan keluarga, yang bisa menyebabkan hubungan personal terganggu.
4. Persaingan yang Ketat
Banyaknya distributor dalam bisnis yang sama sering kali menciptakan persaingan yang ketat, terutama jika pasar sudah jenuh. Ini bisa membuat penjualan produk menjadi lebih sulit. Contoh: Jika terlalu banyak distributor di wilayah yang sama, mereka harus bersaing untuk mendapatkan pelanggan yang terbatas.
5. Keterbatasan Produk
Produk yang ditawarkan oleh perusahaan MLM sering kali terbatas dan tidak bisa ditemukan di tempat lain, sehingga distributor bergantung sepenuhnya pada perusahaan untuk stok dan variasi produk. Contoh: Distributor tidak dapat menjual produk lain di luar produk yang diberikan oleh perusahaan MLM mereka.
Baca Juga: Contoh Bisnis Model Canvas Sederhana dan Mudah Dipahami
Ciri – Ciri Bisnis MLM Penipuan
Bisnis MLM (Multi Level Marketing) memiliki reputasi yang campur aduk karena ada banyak praktik yang sah dan legal, tetapi ada juga yang merupakan penipuan berkedok MLM. Untuk membedakan MLM yang sah dari yang ilegal atau berpotensi penipuan, berikut adalah beberapa ciri-ciri bisnis MLM penipuan:
1. Fokus Utama pada Rekrutmen, Bukan Penjualan Produk
- Penekanan pada Rekrutmen: Jika fokus utama bisnis tersebut lebih pada merekrut anggota baru daripada menjual produk atau layanan, maka ada kemungkinan besar itu adalah penipuan atau dikenal sebagai skema piramida. Dalam MLM sah, produk atau layanan nyata harus menjadi fokus utama bisnis.
- Produk Sekadar Alat untuk Merekrut: Jika produk atau layanan yang ditawarkan terasa tidak berkualitas, tidak ada permintaan nyata, atau hanya alat untuk memikat orang agar bergabung, maka ini adalah tanda bahaya.
2. Biaya Awal atau Investasi yang Sangat Tinggi
- Biaya Pendaftaran yang Besar: Dalam bisnis MLM penipuan, peserta sering diminta untuk membayar biaya awal yang sangat besar hanya untuk menjadi anggota. Terkadang juga diminta membeli paket produk dalam jumlah besar yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
- Tidak Ada Pengembalian Jelas dari Investasi: Jika biaya pendaftaran atau pembelian awal jauh melebihi nilai produk atau layanan yang diberikan, atau jika tidak ada peluang yang jelas untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan produk, maka bisnis tersebut patut dicurigai.
3. Janji Penghasilan Besar dalam Waktu Singkat
- Iming-iming Cepat Kaya: MLM penipuan sering kali menjanjikan penghasilan besar dalam waktu yang singkat tanpa kerja keras, seringkali tanpa menjelaskan detail bagaimana cara mendapatkan penghasilan tersebut.
- Testimoni Berlebihan: Banyak MLM penipuan menggunakan testimoni atau kisah sukses palsu untuk memikat calon peserta, sering kali tanpa bukti yang sah atau transparansi tentang bagaimana orang-orang tersebut mencapai kesuksesan tersebut.
4. Produk yang Tidak Jelas atau Tidak Berharga
- Produk Tidak Ada Nilainya: Jika produk yang ditawarkan tidak memiliki nilai nyata di pasar, tidak ada permintaan dari konsumen, atau produk tersebut tidak dijual di luar jaringan distributor MLM, maka kemungkinan besar bisnis tersebut hanyalah skema untuk memindahkan uang dari peserta baru ke peserta lama.
- Produk yang Mustahil atau Terlalu Bagus untuk Jadi Kenyataan: MLM penipuan sering kali menawarkan produk yang tidak realistis atau bahkan tidak masuk akal, seperti produk kesehatan yang bisa “menyembuhkan segala penyakit”, yang tidak didukung oleh bukti ilmiah.
5. Kurangnya Transparansi dalam Struktur dan Pendapatan
- Tidak Ada Penjelasan Jelas Tentang Cara Mendapatkan Penghasilan: Jika perusahaan tidak bisa menjelaskan secara rinci bagaimana peserta akan mendapatkan penghasilan dari penjualan produk atau komisi, atau jika mereka hanya mendorong Anda untuk merekrut tanpa memberikan informasi yang jelas, itu adalah tanda bahaya.
- Struktur Komisi yang Rumit: Struktur komisi yang terlalu rumit atau tidak masuk akal, yang tampaknya dirancang hanya untuk menguntungkan segelintir orang di puncak piramida, adalah tanda peringatan.
6. Tidak Ada Dukungan Pelatihan atau Produk
- Kurangnya Dukungan Pelatihan: MLM yang sah biasanya menyediakan pelatihan untuk membantu anggotanya berhasil menjual produk atau merekrut dengan cara yang etis. Dalam MLM penipuan, pelatihan seringkali minim atau bahkan tidak ada, karena fokusnya bukan pada menjual produk, melainkan hanya merekrut lebih banyak orang.
- Kualitas Produk atau Layanan Dipertanyakan: Produk yang dijual tidak teruji, tidak berkualitas, atau bahkan produk fiktif adalah tanda MLM yang mungkin berbahaya.
7. Tekanan untuk Membeli atau Menimbun Produk
- Harus Menimbun Stok Produk: MLM penipuan biasanya menuntut distributor untuk membeli atau menimbun produk dalam jumlah besar dengan janji bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan besar setelah menjualnya. Jika produk tersebut sulit dijual atau tidak ada pasar nyata untuk itu, maka peserta hanya akan rugi.
- Pembelian Berulang untuk Tetap Aktif: Dalam beberapa MLM penipuan, peserta diharuskan membeli produk setiap bulan hanya untuk mempertahankan status mereka sebagai distributor aktif, tanpa adanya jaminan penjualan kembali.
8. Tidak Terdaftar atau Tidak Diakui oleh Otoritas
- Tidak Memiliki Izin yang Sah: Jika perusahaan tidak terdaftar di lembaga yang berwenang seperti dinas perdagangan atau badan konsumen di negara tempat mereka beroperasi, itu adalah tanda peringatan.
- Tidak Ada Sertifikasi Produk: Produk yang ditawarkan tidak memiliki sertifikasi atau lisensi resmi, terutama jika menyangkut produk kesehatan, kosmetik, atau makanan.
9. Skema Piramida
- Struktur Piramida: Skema piramida adalah ilegal di banyak negara dan ciri-cirinya adalah peserta hanya memperoleh keuntungan dari rekrutmen anggota baru, bukan dari penjualan produk nyata. Keuntungan bergantung pada masuknya anggota baru dan sebagian besar peserta tidak menghasilkan keuntungan.
Baca Juga: 10 Bisnis Modal Kecil untuk Pemula yang Belum Banyak Pesaing
Kesimpulan
Bisnis MLM memiliki potensi untuk memberikan pendapatan tambahan, fleksibilitas, dan peluang jaringan, tetapi juga datang dengan risiko, terutama terkait dengan rekrutmen dan pendapatan yang tidak pasti. Penting untuk memilih MLM yang sah dan tidak terjebak dalam skema piramida yang berbahaya. Sebelum bergabung dengan bisnis MLM, calon distributor harus melakukan riset mendalam tentang perusahaan, produk, dan struktur komisi.