Kota Tasikmalaya, 14 Agustus 2024 – Ratusan siswa berkebutuhan khusus dari berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Tasikmalaya merayakan Hari Pramuka ke-63 dengan cara yang unik dan inspiratif. Pada Rabu (14/8/2024), para siswa, bersama Karang Taruna, guru SLB, dan pegiat lingkungan, melaksanakan aksi patroli sungai dan pungut sampah di bantaran Sungai Ciwulan, di Kampung Leuwibilik, Leuwiliang, Kawalu.
Kegiatan ini bertujuan untuk tidak hanya merayakan Hari Pramuka, tetapi juga mengedukasi lingkungan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan alam. Suhendi, yang dikenal sebagai Mang Gelung, seorang pegiat lingkungan dari Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kota Tasikmalaya, memimpin upacara dan menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam.
“Alam tidak pernah mengajarkan kebohongan. Mari kita jaga alam ini, mari kita jaga air kita untuk kelangsungan hidup manusia,” ungkap Suhendi, memberikan motivasi kepada para siswa yang hadir.
Siswa berkebutuhan khusus, atau ABK, nampak antusias dalam mengikuti aksi ini, menunjukkan semangat kebersamaan yang kuat. Tata Tajudin, salah satu pendidik di SLB Kota Tasikmalaya, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan aplikasi dari Tri Dharma Pramuka yang mengajarkan peserta untuk berkontribusi kepada lingkungan dan masyarakat.
Selama acara, Gungun Gunawan, Ketua Karang Taruna Leuwiliang, serta Hilman Roni M, Sub Regional Head ION Network untuk wilayah Priangan Timur, memberikan dukungan kepada siswa. Gungun menggarisbawahi pentingnya pendidikan yang setara bagi penyandang disabilitas, mengingat pendidikan adalah hak fundamental yang harus dipenuhi oleh semua pihak.
Hilman Roni juga menambahkan, “Motivasi dan perhatian terhadap pendidikan bagi penyandang disabilitas harus menjadi bagian dari perhatian masyarakat secara umum. Kami di ION Network mendukung sepenuhnya inklusi pendidikan bagi semua lapisan masyarakat.”
Kegiatan ini menunjukkan bagaimana kolaborasi berbagai elemen masyarakat dapat menciptakan perubahan positif, dan menjadi contoh nyata bahwa inklusivitas dan kepedulian terhadap lingkungan dapat berjalan beriringan. Melalui aksi nyata ini, diharapkan pesan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mendukung pendidikan inklusif dapat semakin meluas.
Dalam penutupan, Tata Tajudin mengungkapkan harapannya bahwa upaya-upaya seperti ini dapat terus berlanjut untuk masa depan yang lebih baik. “Mari kita bersama-sama menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan berkelanjutan. Kegiatan ini adalah contoh nyata bahwa semua pihak dapat berkontribusi dalam menjaga alam dan mencerdaskan kehidupan bangsa,” tutupnya.
Dengan demikian, peringatan Hari Pramuka ke-63 di Kota Tasikmalaya ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga simbol dari semangat kolektif untuk menghargai lingkungan dan mendukung pendidikan bagi semua, terutama bagi mereka yang berkebutuhan khusus.
Penulis: Dimas Aditya
Editor: Dimas Aditya