Apa itu Data Center? Jenis, Cara Kerja, Pentingnya – Dalam menghimpun suatu keseluruhan data pada perusahaan, Di perlukan sebuah data center untuk menjamin Ketersediaan dan keamanan Informasi di dalamnya, fungsi utama dari media penyimpanan ini adalah untuk memantau, mengidentifikasi dan mengelola Informasi yang tersimpan di dalamnya. Dari fungsi data center sangat bermanfaat untuk meningkatkan operasional perusahaan.
Dan di artikel kali ini kita akan membahas tentang Apa itu Data Center? Jenis, Cara Kerja, Pentingya. Mari kita simak artikel di bawah ini.
Pengertian Data Center
Data center, atau pusat data, adalah fasilitas fisik yang digunakan oleh organisasi untuk menyimpan sistem-sistem penting dan komponen-komponen infrastruktur IT, seperti server, perangkat penyimpanan data, dan komponen jaringan. Data center juga menyediakan lingkungan yang dikelola untuk menjaga operasional perangkat tersebut, termasuk pengaturan daya, pendinginan, dan keamanan fisik.
Standarisasi Data Center
Standarisasi dalam data center sangat penting untuk memastikan konsistensi, keandalan, efisiensi operasional, dan keamanan. Berbagai standar telah dikembangkan oleh organisasi standar internasional dan industri untuk mengatur berbagai aspek desain, konstruksi, dan operasional data center. Beberapa standar yang paling umum dan penting termasuk:
1. ANSI/TIA-942
Standard ini dikembangkan oleh Telecommunications Industry Association (TIA) dan mencakup persyaratan untuk infrastruktur telekomunikasi di data center. ANSI/TIA-942 meliputi aspek desain dan pemasangan sistem kabel, jalur distribusi daya, dan pengelolaan lingkungan (termasuk pendinginan).
2. ISO/IEC 27001
ISO/IEC 27001 adalah standard internasional untuk sistem manajemen keamanan informasi (ISMS). Standard ini sangat relevan untuk data center karena memberikan kerangka kerja untuk menjaga keamanan informasi melalui pengkajian risiko dan implementasi pengendalian keamanan yang sesuai.
3. Uptime Institute’s Tier Classification System
Sistem klasifikasi Tier dari Uptime Institute menyediakan kerangka kerja industri untuk infrastruktur data center yang fokus pada performa dan keandalan. Data center diklasifikasikan dari Tier I (paling sederhana) hingga Tier IV (paling kompleks),
4. ISO/IEC 20000
ISO/IEC 20000 adalah standard internasional yang menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen layanan (SMS) yang bertujuan untuk memastikan pengiriman layanan yang efektif dan efisien.
5. ASHRAE Standards
American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE) menyediakan guideline yang mencakup praktek terbaik untuk pengondisian lingkungan di data center. ASHRAE membahas kontrol suhu dan kelembaban yang optimal untuk memastikan keandalan dan efisiensi peralatan IT.
6. IEC 62264
IEC 62264 adalah serangkaian standar yang mengintegrasikan sistem otomasi industri dengan sistem manajemen operasi.
7. NFPA 75
National Fire Protection Association (NFPA) menyediakan standard untuk perlindungan kebakaran di fasilitas teknologi informasi. NFPA 75 mencakup persyaratan untuk pencegahan, deteksi, dan penanggulangan kebakaran di data center.
Standar-standar ini membantu memastikan bahwa data center dirancang, dibangun, dan dioperasikan dengan cara yang mendukung keamanan, ketersediaan, dan efisiensi data serta layanan IT. Adopsi standar ini juga membantu organisasi dalam memenuhi persyaratan kepatuhan regulasi dan meningkatkan kepercayaan pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya.
Baca Juga: Apa itu Server: Pengertian, Fungsi, Jenis – Jenis
Tingkatan Data Center
Data center diklasifikasikan berdasarkan tingkatan (Tier) untuk menilai infrastrukturnya, terutama berkaitan dengan sistem kelistrikan dan pendinginannya. Klasifikasi ini membantu menentukan tingkat redundansi dan keandalan sebuah data center. Sistem klasifikasi yang paling dikenal dan luas digunakan adalah yang dikembangkan oleh Uptime Institute. Berikut adalah empat tingkatan data center menurut Uptime Institute:
Tier I: Basic Capacity
- Keandalan: 99.671% uptime.
- Komponen: Infrastruktur dasar untuk mendukung operasi IT. Tidak ada komponen redundan (backup).
- Kegunaan: Cocok untuk usaha kecil atau perusahaan yang tidak memerlukan waktu operasi tinggi.
- Karakteristik: Paling sering terdapat downtime karena kegagalan sistem.
Tier II: Redundant Capacity
- Keandalan: 99.741% uptime.
- Komponen: Menyertakan komponen redundan pada sistem penting (seperti UPS dan generator), namun masih memiliki jalur tunggal untuk pendinginan dan distribusi daya.
- Kegunaan: Cocok untuk bisnis yang memerlukan sedikit redundansi pada komponen kritis mereka.
- Karakteristik: Lebih andal daripada Tier I, namun masih mungkin terjadi downtime selama pemeliharaan atau kegagalan sistem.
Tier III: Concurrently Maintainable
- Keandalan: 99.982% uptime.
- Komponen: Infrastruktur ganda sehingga setiap komponen dapat diperbaiki atau diganti tanpa mempengaruhi operasi.
- Kegunaan: Cocok untuk bisnis yang memerlukan akses tanpa henti ke aplikasi dan data mereka, serta memungkinkan pemeliharaan tanpa downtime.
- Karakteristik: Dapat melakukan pemeliharaan pada komponen infrastruktur tanpa menghentikan layanan.
Tier IV: Fault Tolerant
- Keandalan: 99.995% uptime.
- Komponen: Infrastruktur sepenuhnya redundan (2N+1), mampu menangani kegagalan spontan atau kegiatan pemeliharaan tanpa operasional terganggu.
- Kegunaan: Cocok untuk perusahaan besar, lembaga keuangan, atau misi kritis yang membutuhkan data dan aplikasi online terus menerus tanpa gangguan.
- Karakteristik: Menyediakan redundansi penuh pada semua komponen dan jalur distribusi yang terisolasi, sehingga sangat minim kemungkinan downtime.
Pemilihan tingkatan data center biasanya didasarkan pada analisis biaya terhadap kebutuhan bisnis, risiko kehilangan data atau downtime, dan kebutuhan akan ketersediaan dan keandalan layanan.
Perusahaan harus menilai tingkatan yang sesuai berdasarkan kriteria operasional dan keuangan mereka untuk memastikan bahwa infrastruktur TI mereka dapat mendukung kebutuhan mereka secara efektif dan efisien.
Fungsi Utama Data Center
- Penyimpanan Data: Menyediakan tempat yang aman dan terkelola untuk menyimpan informasi besar dan penting.
- Pengolahan Data: Menjadi lokasi utama di mana data diproses dan dikelola.
- Pemulihan Bencana dan Redundansi Data: Menyediakan sarana untuk pemulihan bencana melalui backup data dan sistem redundant.
- Manajemen Jaringan:Fasilitas ini digunakan untuk mengelola trafik data dan komunikasi antar jaringan.
- Dukungan Aplikasi: Melayani sebagai pusat pengoperasian untuk menjalankan dan mengelola aplikasi dan layanan yang penting bagi operasional perusahaan.
Komponen Utama Data Center
- Server: Mesin fisik atau virtual yang digunakan untuk menjalankan perangkat lunak dan aplikasi.
- Storage Systems: Sistem penyimpanan data yang memastikan data tersimpan secara aman dan dapat diakses dengan cepat.
- Network Infrastructure: Perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk menghubungkan komputer dan peralatan lainnya dalam data center, serta menyediakan koneksi ke internet.
- Security Systems: Keamanan fisik dan digital untuk melindungi data dan infrastruktur dari akses tidak sah atau serangan.
- Cooling and Environmental Systems: Sistem pendingin dan pengaturan lingkungan untuk menjaga suhu dan kelembapan pada level yang optimal untuk menjaga kestabilan operasional perangkat keras.
- Power Supply: Sumber daya listrik yang stabil dan solusi backup seperti UPS (Uninterruptible Power Supplies) dan generator.
Jenis – Jenis Data Center
Data center atau pusat data adalah fasilitas yang digunakan untuk menyimpan dan mengelola data serta sistem TI yang penting bagi sebuah organisasi. Berikut adalah jenis-jenis data center berdasarkan beberapa kategori yang umum digunakan:
1. Berdasarkan Skala dan Penggunaan
- Data Center Enterprise: Data center yang dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan untuk digunakan sendiri. Biasanya, data center ini dibangun khusus untuk mendukung kebutuhan bisnis perusahaan tersebut.
- Data Center Colocation (Colo): Fasilitas yang disewakan oleh suatu perusahaan yang menyediakan ruang, peralatan, dan keamanan bagi pelanggan yang membawa peralatan server sendiri. Pelanggan menyewa ruang, listrik, dan konektivitas jaringan.
- Data Center Managed: Data center ini dikelola oleh pihak ketiga yang menyediakan layanan dan infrastruktur bagi pelanggan. Pihak ketiga tersebut bertanggung jawab atas operasional dan pemeliharaan fasilitas.
- Cloud Data Center: Data center ini menyediakan sumber daya komputasi sebagai layanan yang dapat diakses melalui internet. Layanan ini mencakup penyimpanan, aplikasi, dan server virtual. Contohnya termasuk AWS, Google Cloud, dan Microsoft Azure.
2. Berdasarkan Tier (Level)
- Tier 1: Memiliki komponen tunggal untuk kekuatan dan pendinginan. Tidak ada komponen redundan. Biasanya memiliki waktu downtime yang lebih tinggi dibandingkan dengan tier lainnya.Tier 2: Seperti Tier 1, tetapi dengan komponen redundan tambahan. Memberikan tingkat keandalan yang lebih baik.
- Tier 3: Memiliki sistem redundan untuk kekuatan dan pendinginan serta jalur distribusi ganda. Ini memungkinkan operasi dan pemeliharaan tanpa mengganggu operasi IT. Waktu operasi yang tinggi.
- Tier 4: Fasilitas yang sangat kompleks dan redundan, dengan komponen infrastruktur yang sepenuhnya berlebih serta kemampuan toleransi kesalahan. Menawarkan uptime maksimum dan keamanan.
3. Berdasarkan Ukuran dan Kapasitas
- Micro Data Centers: Data center kecil yang dirancang untuk kebutuhan yang sangat spesifik seperti di lokasi terpencil atau untuk pengolahan data tepi (edge computing).
- Hyperscale Data Centers: Skala besar dan sangat efisien, biasanya digunakan oleh penyedia layanan cloud dan internet besar untuk menangani volume data yang sangat besar.
4. Berdasarkan Energi dan Keberlanjutan
- Green Data Centers: Data center yang dirancang untuk meminimalkan dampak lingkungan dengan menggunakan sumber energi terbarukan, efisiensi energi yang tinggi, dan teknologi ramah lingkungan.
Setiap jenis data center memiliki karakteristiknya sendiri yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan teknologi informasi tertentu, tergantung pada kebutuhan organisasi, skalabilitas yang diinginkan, dan anggaran yang tersedia.
Baca Juga: Internet of Things (IoT) Adalah: Pengertian, Manfaat, Cara Kerja
Bagaimana cara kerja Data Center
Data center adalah fasilitas yang sangat kompleks dan vital dalam mendukung operasi IT bagi berbagai organisasi. Cara kerja sebuah data center melibatkan berbagai aspek teknis yang berkaitan dengan hardware, software, dan infrastruktur.
Berikut adalah gambaran umum tentang bagaimana data center bekerja:
1. Infrastruktur Fisik
Data center dibangun dengan infrastruktur fisik yang dirancang untuk melindungi peralatan dan data. Ini termasuk:
- Bangunan yang Aman: Struktur bangunan yang tahan terhadap bencana alam seperti gempa bumi dan banjir.
- Pengaturan Suhu dan Kelembaban: Sistem pendingin untuk menjaga suhu dan kelembaban pada level optimal, menggunakan AC (Air Conditioning) sentral, chiller, dan cooling tower.
- Pasokan Daya: Data center membutuhkan pasokan daya yang stabil dan terus menerus, dilengkapi dengan UPS (Uninterruptible Power Supplies) dan generator diesel untuk backup jika terjadi pemadaman listrik.
2. Penyimpanan dan Pengolahan Data
- Server: Server adalah komponen kunci dalam data center yang menjalankan aplikasi dan menyimpan data. Server-server ini terhubung dalam jaringan dan dapat dikonfigurasi dalam berbagai cara tergantung kebutuhan.
- Penyimpanan: Sistem penyimpanan seperti SAN (Storage Area Network) dan NAS (Network Attached Storage) digunakan untuk menyimpan data besar dan memastikan data tersebut bisa diakses secara cepat dan aman.
3. Jaringan dan Konektivitas
- Perangkat Jaringan: Switch, router, dan firewall digunakan untuk mengelola lalu lintas data, melindungi data dari serangan, dan menghubungkan data center dengan internet atau jaringan lain.
- Koneksi Internet: Data center memerlukan koneksi internet berkecepatan tinggi dan seringkali terhubung melalui beberapa penyedia layanan internet untuk redundansi.
4. Keamanan
- Keamanan Fisik: Keamanan fisik meliputi pengawasan kamera, kontrol akses, dan keamanan 24/7 untuk melindungi fasilitas dari akses tidak sah atau gangguan fisik.
- Keamanan Siber: Firewall, sistem deteksi dan pencegahan intrusi, serta berbagai alat keamanan lainnya digunakan untuk melindungi data center dari serangan siber.
5. Manajemen dan Pemeliharaan
- Monitoring dan Manajemen: Sistem manajemen gedung (BMS) dan sistem manajemen jaringan (NMS) digunakan untuk memantau kinerja infrastruktur dan perangkat keras secara real-time.
- Pemeliharaan Rutin: Pemeliharaan rutin diperlukan untuk memastikan semua sistem beroperasi dengan efisien dan untuk mengganti atau memperbaiki perangkat keras yang rusak atau usang.
6. Skalabilitas dan Fleksibilitas
- Desain Modular: Banyak data center dirancang secara modular, sehingga bisa dengan mudah diperluas atau dikonfigurasi ulang untuk memenuhi kebutuhan yang berubah dari waktu ke waktu.
Dengan menggabungkan semua elemen ini, data center bekerja sebagai pusat saraf untuk operasi IT, menyediakan sumber daya komputasi, penyimpanan, dan jaringan yang sangat dibutuhkan untuk mendukung berbagai aplikasi dan data secara efisien dan aman.
Pentingnya Data Center dalam sebuah Bisnis
Data center memiliki peranan yang sangat kritis dalam mendukung kegiatan bisnis di era digital saat ini. Peranannya menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya ketergantungan perusahaan pada data, aplikasi berbasis cloud, dan infrastruktur TI yang kompleks. Berikut adalah beberapa alasan mengapa data center sangat penting bagi sebuah bisnis:
- Dukungan untuk Operasi Bisnis: Data center menyediakan sumber daya komputasi dan penyimpanan yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi bisnis yang kritis.
- Ketersediaan dan Keandalan: Data center dirancang untuk memaksimalkan uptime dan mengurangi risiko downtime yang bisa sangat mahal bagi bisnis.
- Keamanan Data: Keamanan data menjadi salah satu prioritas utama bagi setiap bisnis. Data center menyediakan berbagai tingkat keamanan fisik dan siber untuk melindungi data sensitif dari ancaman eksternal dan internal.
- Pemulihan Bencana dan Redundansi: Dengan backup data dan infrastruktur yang ditempatkan di lokasi yang berbeda, bisnis dapat memulihkan operasi dengan cepat setelah bencana atau gangguan lainnya.
- Skalabilitas: Data center menyediakan fleksibilitas untuk skala sumber daya sesuai kebutuhan, memastikan bahwa bisnis dapat tumbuh tanpa terhalang oleh keterbatasan infrastruktur TI.
- Dukungan untuk Inovasi: Data center memfasilitasi inovasi dalam bisnis dengan menyediakan infrastruktur yang diperlukan untuk mengembangkan dan menguji teknologi baru, seperti kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, dan analitik data besar.
- Integrasi dengan Cloud Computing: Data center adalah pondasi untuk layanan cloud, baik itu public, private, atau hybrid cloud. Integrasi ini memungkinkan bisnis untuk memanfaatkan fleksibilitas, efisiensi biaya, dan aksesibilitas yang ditawarkan oleh solusi cloud.
- Kepatuhan Regulasi: Banyak industri memiliki persyaratan ketat terkait penyimpanan dan pengelolaan data. Data center membantu bisnis memenuhi standar kepatuhan ini, seperti GDPR, HIPAA, dan lainnya, dengan menyediakan lingkungan yang aman dan terkontrol.
Secara keseluruhan, pentingnya data center dalam bisnis modern tidak bisa dianggap enteng. Keberadaannya memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara efisien, aman, dan inovatif dalam pasar yang kompetitif dan penuh perubahan saat ini.
Kesimpulan
Nah, itulah artikel tentang Apa itu Data Center? Jenis, Cara Kerja, Pentingya. Data Center atau biasa disebut Pusat data merupakan fasilitas yang dirancang khusus untuk menyimpan, memproses, dan mengelola data dalam jumlah besar. Jarang orang mengetahui seberapa pentingnya data center dalam beberapa sektor.
Semoga artikel ini membantu Anda dengan apa yang Anda cari dan jangan lupa untuk terus membaca artikel ION Network, Terimakasih.