Dropship Artinya: Pengertian, Cara Kerja, Perbedaan

Dropship Artinya

Dropship Artinya model bisnis di mana seseorang menjual produk kepada pelanggan tanpa harus menyimpan stok barang secara fisik. Dalam sistem ini, penjual bertindak sebagai perantara antara pelanggan dan supplier (pemasok). Berikut adalah penjelasan mengenai Dropship Artinya: Pengertian, Cara Kerja, Perbedaan, mari kita simak bersama!

Apa itu Dropship?

Dropship adalah model bisnis di mana seseorang menjual produk kepada pelanggan tanpa harus memiliki atau menyimpan stok barang. Dalam sistem ini, penjual atau dropshipper bekerja sama dengan supplier yang bertanggung jawab atas stok barang, pengemasan, dan pengiriman langsung kepada pelanggan.

Baca Juga: Pengertian UMKM: Fungsi, Kriteria, Klasifikasi

Cara Kerja Dropship

Berikut ini adalah Cara Kerja Dropship:

  1. Dropshipper Menawarkan Produk
    Dropshipper mempromosikan produk dari supplier, misalnya melalui marketplace, toko online, media sosial, atau website pribadi.
  2. Pelanggan Membeli Produk
    Pelanggan membeli produk dari dropshipper dengan harga yang sudah ditentukan (biasanya lebih tinggi dari harga supplier untuk mendapatkan keuntungan).
  3. Dropshipper Meneruskan Pesanan ke Supplier
    Setelah menerima pesanan dan pembayaran dari pelanggan, dropshipper memesan barang dari supplier dan memberikan detail pengiriman pelanggan.
  4. Supplier Mengirimkan Barang
    Supplier mengemas dan mengirimkan barang langsung ke pelanggan, biasanya menggunakan nama atau merek dropshipper.

Kelebihan dan Kekurangan Dropship

Dropship juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya, diantaranya adalah :

Kelebihan dropship:

  • Tidak perlu menyimpan stok barang.
  • Modal awal rendah karena tidak perlu membeli barang di muka.
  • Fleksibilitas dalam mengelola bisnis dari mana saja.

Kekurangan dropship:

  • Margin keuntungan cenderung kecil karena harus bersaing harga.
  • Bergantung pada supplier untuk kualitas produk dan kecepatan pengiriman.
  • Risiko komplain pelanggan jika ada masalah dengan produk atau pengiriman.

Model bisnis ini populer karena kemudahannya, terutama untuk pemula yang ingin mencoba berbisnis online tanpa risiko besar.

Baca Juga: Cara Mendaftarkan Bisnis di Google My Business dengan Mudah

Perbedaan Dropship dan Reseller

Dropship dan Reseller adalah dua model bisnis yang berbeda, meskipun keduanya melibatkan penjualan produk.
Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:

1. Model Bisnis

  • Dropship: Dalam dropshipping, penjual (dropshipper) tidak perlu menyimpan stok barang. Ketika ada pesanan, penjual langsung memesan produk dari supplier atau produsen untuk dikirim langsung kepada pelanggan. Penjual hanya bertindak sebagai perantara.
  • Reseller: Reseller membeli produk terlebih dahulu dari supplier atau produsen dengan harga grosir, kemudian menjualnya dengan harga lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan. Reseller menyimpan stok barang di tempat mereka sendiri dan mengelola pengemasan serta pengiriman produk.

2. Pengelolaan Stok

  • Dropship: Tidak perlu menyimpan stok barang. Barang dikirim langsung dari supplier ke pelanggan.
  • Reseller: Menyimpan stok barang yang dibeli dari supplier. Reseller bertanggung jawab atas penyimpanan, pengemasan, dan pengiriman produk kepada pelanggan.

3. Keuntungan

  • Dropship: Keuntungan didapat dari selisih antara harga jual dan harga yang diberikan oleh supplier. Margin keuntungan biasanya lebih kecil karena penjual tidak membeli barang dalam jumlah besar.
  • Reseller: Keuntungan berasal dari selisih antara harga beli (grosir) dan harga jual. Reseller dapat memperoleh margin keuntungan yang lebih besar karena membeli barang dalam jumlah besar dan mendapatkan harga diskon.

4. Risiko

  • Dropship: Risiko lebih rendah karena tidak ada investasi awal untuk membeli stok barang. Namun, penjual bergantung pada supplier untuk ketersediaan produk dan pengiriman tepat waktu.
  • Reseller: Risiko lebih tinggi karena reseller harus membeli stok terlebih dahulu. Jika barang tidak laku, mereka mungkin harus menanggung kerugian. Namun, mereka memiliki kontrol lebih besar atas stok dan pengiriman.

5. Kontrol atas Produk dan Pengiriman

  • Dropship: Tidak ada kontrol langsung atas kualitas produk atau pengiriman karena supplier yang mengurus semua itu.
  • Reseller: Memiliki kontrol penuh atas kualitas produk dan pengiriman, karena mereka yang menyimpan stok dan mengemas barang.

6. Modal Awal

  • Dropship: Modal awal lebih rendah karena tidak perlu membeli barang terlebih dahulu.
  • Reseller: Memerlukan modal yang lebih besar karena harus membeli produk terlebih dahulu untuk disimpan di stok.

7. Skalabilitas

  • Dropship: Cenderung lebih mudah untuk diskalakan karena tidak perlu mengelola inventaris atau logistik secara langsung. Anda dapat menambahkan lebih banyak produk tanpa khawatir soal penyimpanan.
  • Reseller: Bisa lebih sulit untuk diskalakan karena harus mempertimbangkan penyimpanan stok barang dan pengelolaan pengiriman.

Baca Juga: Paypal Adalah: Pengertian, Manfaat, Cara Daftar

Kedua model bisnis ini memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada tujuan dan sumber daya yang dimiliki oleh pelaku bisnis. Itulah artikel Dropship Artinya: Pengertian, Cara Kerja, Perbedaan, semoga bermanfaat dan jangan lupa dibagikan ya!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top