Topologi Star Adalah: Pengertian, Cara Kerja, Karakteristik

Topologi Star Adalah

Kalau kamu membangun jaringan kantor atau sekolah hari ini, hampir pasti yang dipakai adalah model bintang. Alasannya sederhana: mudah dipasang, gampang diperluas, dan ketika satu kabel bermasalah, perangkat lain tetap aman. Itulah inti dari topologi star.

Artikel ini membahas tuntas tentang Topologi Star Adalah apa, bagaimana cara kerjanya, karakteristik khasnya, plus kelebihan dan kekurangan di dunia nyata. Bahasanya lugas, berbasis praktik lapangan, dan bisa jadi pegangan saat kamu merancang atau mengaudit jaringan kecil hingga menengah.

Pengertian Topologi Star

Topologi star adalah pola jaringan di mana setiap perangkat (PC, printer, AP, kamera, dan sebagainya) terhubung langsung ke satu perangkat pusat, biasanya switch atau hub akan menggunakan kabel tersendiri. Bentuk fisiknya mirip bintang: semua “ujung” bertemu di “titik pusat”.

Ciri yang membedakan topologi ini:

  • Ada perangkat pusat yang menjadi penghubung semua node.
  • Setiap node punya kabel dedicated menuju pusat, sehingga tidak saling berbagi media fisik seperti pada bus.
  • Gangguan satu kabel biasanya hanya memengaruhi node tersebut, bukan seluruh jaringan.

Dengan desain seperti ini, star menjadi standar de facto di jaringan LAN modern berbasis Ethernet (Fast/Gigabit/10G dan seterusnya).

Baca Juga: Topologi Jaringan Komputer Adalah: Cara Kerja, Manfaat, Jenis

Cara Kerja Topologi Star

Gampangnya begini: semua lalu lintas melewati switch. Ketika PC A mengirim data ke PC B, frame tidak “disiarkan” ke seluruh jaringan (kecuali pada hub lama). Switch membaca alamat MAC tujuan, lalu mengalirkan frame hanya ke port yang terhubung ke PC B. Dampaknya:

  1. Isolasi trafik antarnode: Port lain tidak dibanjiri lalu lintas yang bukan miliknya, sehingga efisien dan aman.
  2. Full-duplex dan kecepatan stabil: Dengan switch, setiap link bisa full-duplex (kirim + terima bersamaan) dan kecepatannya mengikuti kemampuan masing-masing perangkat (100/1000/10G). Tidak ada tabrakan data seperti pada bus.
  3. Segmentasi dan manajemen: Switch modern mendukung VLAN, QoS, ACL, port security, mirror/monitoring, dan fitur lain. Artinya, kamu bisa memisahkan jaringan tamu dan internal, memprioritaskan trafik suara, dan menegakkan kebijakan keamanan.
  4. Redundansi di tingkat pusat: Pada skala lebih besar, pusatnya bukan satu switch saja. Bisa ada core–distribution–access. Redundansi antar-switch (link aggregation, RSTP/MSTP, atau protokol vendor) memastikan jaringan tetap jalan saat salah satu perangkat pusat gagal.

Singkatnya, di topologi star, switch adalah “otak lalu lintas”. Kualitas, konfigurasi, dan penempatannya menentukan kinerja jaringan secara keseluruhan.

Karakteristik Topologi Star

Kenali “DNA” star agar ekspektasi tepat.

  1. Terpusat: Semua koneksi bermuara di switch pusat (atau hirarki switch). Mudah dikontrol dan dipantau.
  2. Skalabel: Menambah perangkat = tinggal tarik satu kabel lagi ke switch. Kalau port habis, tambahkan switch baru.
  3. Isolasi kegagalan: Kabel putus? Yang terdampak umumnya hanya satu perangkat. Sisa jaringan tetap normal.
  4. Kinerja konsisten: Setiap link punya bandwidth sendiri. Tidak “berebut” seperti pada media bersama.
  5. Butuh kabel lebih banyak: Dibanding bus, total kabel fisik lebih panjang karena setiap node punya jalurnya masing-masing.
  6. Ketergantungan pada perangkat pusat: Jika switch utama mati tanpa redundansi, banyak perangkat ikut lumpuh.

Baca Juga: Topologi Bus Adalah: Pengertian, Cara Kerja, Jenis

Kelebihan Topologi Star

  1. Mudah dikelola: Penomoran port rapi, dokumentasi sederhana. Tim IT cepat menemukan perangkat berdasarkan patch panel/port.
  2. Performa tinggi: Setiap perangkat memiliki dedicated link; dengan switch modern, throughput antarperangkat bisa berlangsung paralel.
  3. Keamanan lebih baik: Dengan VLAN, ACL, dan port security, kamu bisa menutup akses yang tidak perlu, mengisolasi broadcast domain, dan menahan serangan dasar.
  4. Troubleshooting cepat: LED port, log switch, dan fitur mirror memudahkan pelacakan masalah. Penggantian kabel/port bisa dilakukan tanpa memengaruhi semua perangkat.
  5. Fleksibel untuk pertumbuhan: Tambah AP, kamera, atau printer? Tinggal tambah kabel dan port. Arsitektur star cocok untuk skema bertingkat (core–distribution–access).
  6. Kompatibel dengan teknologi baru: Upgrade bertahap (misal dari 1G ke 2.5G/10G), Power over Ethernet (PoE) untuk AP/telepon/kamera, hingga segmentasi mikro (micro-segmentation).

Kekurangan Topologi Star

  1. Biaya kabel dan perangkat pusat: Butuh lebih banyak kabel dan switch dengan jumlah port mencukupi. Untuk area luas, biaya penarikan kabel bisa signifikan.
  2. Single point of failure di pusat: Tanpa cadangan, rusaknya switch pusat membuat banyak perangkat down. Ini harus diatasi dengan redundansi dan SLA yang jelas.
  3. Kerapian dan manajemen kabel: Semua jalur menuju satu titik berarti rak jaringan dan jalur kabel bisa semrawut jika tidak direncanakan.
  4. Ketergantungan listrik: Switch butuh catu daya stabil. Pada gedung tanpa UPS/genset, mati listrik = koneksi putus total.
  5. Konfigurasi yang salah bisa menyebar: Misconfig pada switch (VLAN, STP, trunk) bisa berdampak ke banyak perangkat sekaligus. SOP perubahan wajib ketat.

Rekomendasi Desain dan Praktik Lapangan

Berikut saran yang biasanya menyelamatkan tim saat jaringan tumbuh.

1. Rancang hirarki yang jelas

Pisahkan core distribution access untuk kantor bertingkat. Core menangani routing dan inter-VLAN; access melayani endpoint. Ini memudahkan isolasi masalah dan upgrade.

2. Siapkan redundansi seperlunya

  • Dual core atau stacking untuk switch inti.
  • Link aggregation (LACP) antara core distribution untuk menambah bandwidth sekaligus cadangan.
  • RSTP/MSTP aktif untuk mencegah loop.

3. Dokumentasi kabel dan port

Beri label di patch panel, outlet, dan port switch. Simpan peta ID ruangan → port patch panel → port switch. Saat ada perangkat bermasalah, kamu tidak menebak-nebak.

4. Segmentasi dengan VLAN

Pisahkan jaringan berdasarkan fungsi: kantor, tamu, IoT/kamera, manajemen. Gunakan ACL untuk mengatur siapa boleh berbicara dengan siapa.

5. Power over Ethernet (PoE) dengan perhitungan

Pastikan budget PoE cukup untuk semua AP/kamera/telepon. Hitung total watt dan per-port class. Sediakan margin 20–30%.

6. Monitoring dan log

Aktifkan SNMP/NetFlow/sFlow, kirim log ke server. Tanpa monitoring, kamu baru sadar ada masalah ketika pengguna mengeluh.

7. Keamanan dasar

  • Matikan port yang tidak digunakan.
  • Batasi MAC per port (port security).
  • Nonaktifkan layanan manajemen yang tidak perlu, gunakan SSH, dan pisahkan management VLAN.

8. Perhatikan kabel dan jarak

Gunakan Cat6/Cat6A untuk 1–10G sesuai kebutuhan, pastikan panjang kabel ≤ 100 m untuk tembaga. Cek kualitas terminasi agar tidak mengakibatkan error dan paket ulang (retransmission).

Baca Juga: Topologi Ring Adalah: Pengertian, Cara Kerja, Karakteristik

Contoh Studi Kasus

  1. Sekolah 3 lantai, 25 kelas
    Satu switch core 10G di ruang server, tiap lantai punya 2 switch access 1G. VLAN dipisah: guru, siswa, tamu, CCTV. Backbone antarlantai pakai fiber 10G. Hasil: mudah diperluas dan aman dari broadcast.
  2. Kantor rintisan 40 orang
    Satu switch PoE 48 port + 2 AP Wi-Fi 6. Printer dan NAS dipisah VLAN, aksesnya dibatasi. Monitoring sederhana via SNMP. Hasil: troubleshooting cepat saat ada port bermasalah.
  3. Ritel dengan puluhan kamera
    Access switch PoE khusus CCTV di tiap area, uplink 10G ke distribution. Rekaman ke NVR di ruang server. VLAN kamera tidak bisa mengakses jaringan kantor. Hasil: beban trafis terkontrol, keamanan lebih baik.

Gambar Ilustrasi Sederhana Topologi Star

Perbandingan: Star vs Bus vs Ring

  • Star
    Terpopuler saat ini. Performa stabil, mudah dikelola, isolasi kegagalan baik. Cocok untuk hampir semua LAN.
  • Bus
    Sederhana tetapi berbagi media. Collision tinggi, troubleshooting sulit. Jarang dipakai untuk LAN modern.
  • Ring
    Deterministik dan punya skema proteksi ring, tetapi kurang fleksibel untuk pertumbuhan cepat. Lebih umum di jaringan optik/industri.

Kesimpulan

Topologi star adalah pilihan paling masuk akal untuk jaringan modern. Setiap perangkat terhubung ke switch pusat lewat kabel sendiri, menghasilkan kinerja konsisten, manajemen mudah, dan keamanan yang bisa ditingkatkan dengan VLAN serta kebijakan akses. Kelemahan utamanya adalah ketergantungan pada perangkat pusat hingga bisa ditutup dengan desain hirarki, redundansi, dan dokumentasi yang rapi.

Kalau kamu ingin jaringan kantor/sekolah yang siap bertumbuh, mulai dari star. Rancang hirarki, pisahkan VLAN, siapkan monitoring, dan jagalah kerapian kabel. Investasi kecil di awal menghemat banyak waktu saat jaringan mulai padat.

Wifi Only mulai 160 ribuan, kecepatan hingga 1 Gbps. Belajar “Topologi Star Adalah” dari teori ke praktik: streaming materi, download simulator, dan uji konfigurasi tanpa lag.

FAQ

Apa itu topologi star dalam satu kalimat?

Topologi star adalah jaringan di mana setiap perangkat terhubung dengan kabel tersendiri ke switch pusat sehingga lalu lintas dikelola dan dipisahkan per-port.

Kenapa topologi star lebih disukai daripada bus?

Karena setiap link dedicated, tidak ada collision seperti bus, kinerja lebih stabil, dan kerusakan satu kabel tidak merusak seluruh jaringan.

Apakah topologi star selalu butuh satu switch saja?

Tidak. Pada jaringan menengah–besar, ada hirarki core–distribution–access, bahkan dual core untuk redundansi.

Apa kekurangan utama topologi star?

Ketergantungan pada perangkat pusat. Jika switch pusat mati dan tidak ada cadangan, banyak perangkat ikut padam.

Bisakah saya memisahkan jaringan tamu dan internal di topologi star?

Bisa. Gunakan VLAN untuk memisahkan segmen, terapkan ACL agar akses silang hanya yang diperlukan.

Bagaimana cara menambah perangkat baru?

Tarik satu kabel UTP baru ke outlet/patch panel, sambungkan ke port switch kosong, set VLAN/PoE sesuai kebutuhan, dan dokumentasikan.

Kabel apa yang ideal?

Cat6 cukup untuk 1G hingga 55 m; gunakan Cat6A untuk 10G sampai 100 m, atau fiber untuk uplink antarlantai/gedung.

Kapan perlu PoE?

Saat memasang perangkat yang butuh daya dari kabel jaringan AP, kamera IP, telepon IP agar tidak perlu stopkontak terpisah.

Apa indikator jaringan star sehat?

Packet loss rendah, latency stabil, error port kecil, utilisasi link sesuai beban, alarm loop tidak muncul, dan log bersih dari flapping.

Apakah topologi star cocok untuk rumah?

Ya. Satu switch kecil di rak, kabel ke tiap ruangan, access point PoE untuk Wi-Fi merata, dan NAS/TV/console tinggal colok sesuai port.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top